Selasa, 12 Agustus 2008

Disiplin Merupakan Hal Penting, Dalam Membangun dan Membentuk Karakter Bangsa

Disiplin diri merupakan hal penting dalam setiap upaya membangun dan membentuk karakter seseorang, sebuah organisasi dan sebuah masyarakat bangsa. Sebab karakter mengandung pengertian suatu kualtias positif dengan kepribadian khas yang dimiliki seseorang atau suatu bangsa, sehingga membuatnya memiliki reputasi. Karakter bangsa menjadi kata yang selalau muncul dan seringkali menjadi penutup diskusi perihal penyebab keterpurukan bangsa di berbagai bidang.
Hal tersebut disampaikan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutan tertulis yang dibacakan Wakil Gubernur DIY Sri Paku Alam IX selaku keynote speech, saat membuka secara resmi kegiatan seminar pembangunan karakter aparatur Pemerintah Daerah diikuti 150 orang terdiri dari para kepala SKPD ( Satuan Kerja Perangkat Daerah ), Camat dan pejabat eselon III sera IV se Kabupaten Bantul di operation room gedung Induk Parasamya, Bantul hari Selasa ( 5/2 )kemarin.
Lebih lanjut Gubernur DIY mengatakan bahwa bahwa bukan hal baru untuk menyatakan bahwa karakter bangsa kita, ekstrimnya sedang berada pada titik nadir. Saya sangat meyakini bahwa perbaikan karakter bangsa, merupakan kunci terpenting agar bangsa yang besar jumlah penduduknya ini bisa keluar dari krisis dan menyongsong nasibnya yang baru tandasnya.
Oleh karena itu penting untuk mereaktifasi karakter luhur bangsa, menginisiasi kembali karakter bangsa yang mampu memicu dan memobilisasi potensi domestik. Dimana internalisasi karakter itu membutuhkan inovasi dan sikap kompetetif hingga langkah-langkah tersebut harus dimulai saat ini dan diawali oleh setiap warga bangsa sejak dini. Pembangunan karakter itu sangat baik dilakukan di taman kanak-kanak, sekolah-sekolah dasar serta sekolah menengah pertama dimana karakter harus menjadi pondasi bagi kecerdasan dan pengetahuan jelas Sultan.
Sementara itu dalam sambutannya Bupati Bantul Drs.HM Idham Samawi menegaskan kembali bahwa pembangunan karakter bangsa diawali dari budaya masing-masing daerah dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung, maka jika yang dipijak adalah bumi Jawa dalam hal ini Yogyakarta maka budaya Jawa yang dijunjung sebagai karakter bangsanya. Demikian pula jika yang dipijak daerah lain di Indonesia, maka yang dijunjung sebagai karakter bangsa adalah daerah dimana berada itu.
Seminar yang akn dilanjutkan dengan diklat teknis pada tanggal 12 dan 13 Februari 2008 tersebut menampilkan pembicara Dirjen Potensi Pertahanan Departemen Pertahanan Prof. Dr. Ir. Budi Susilo Soepandji dengan tema membangun karakter bangsa mendukung sistem pertahanan negara, Dirjen Otonomi Daerah Depdagri Dr. Sodjuangon Situmorang dengan materi peranan program peningkatan kapasitas berkelanjutan untuk desentralisasi dalam pembangunan karakter bangsa, kasubdit Lingkup I Direktorat Urusan Pemuda Ditjen Otonomi Daerah Depdagri Sigid Santosa dengan tema penerapan etika pemerintah dalam pembangunan karakter bangsa serta staf pengajar Fakultas Psikologi UGM Prof. Dr. Endang Ekowarni dengan tema pengembangan nilai-nilai luhur budi pekerti sebagai karakter bangsa.